Rabu, 25 Desember 2013

ilmu pendidikan islam


BAB I
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan ialah sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya.[1]
Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika), bahwa yang dimaksud dengan lingkungan sekitar adalah meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia, pertumbuhan, perkembangan, kecuali gen-gen.[2]
Pendapat lain mengatakan, bahwa didalam lingkungan tidak hanya terdapat sejumlah factor pada suatu saat, melainkan terdapat pula faktor-faktor lain yang banyak jumlahnya, yang secara potensial dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Lingkungan merupakan salah satu faktor dan faktor-faktor pendidikan yang ada. Dengan demikian alam sekitar merupakan faktor penting pula bagi pelaksanaan pendidikan. Namun demikian faktor alam sekitar jelas berbeda apabila dibandingkan dengan faktor pendidikan, dan juga kedua faktor ini memiliki persamaannya.
Memang lingkungan berpengaruh besar kepada anak didik, meliputi lingkungan yang baik atau tidak baik. Lebih-lebih lingkingan yang kurang baik mudah mempengaruhi anak didik. Sedangkan faktor pendidikan secara sadar dan bertanggung jawab menuntun dan membimbing anak ke tujuan  pendidikan yang diharapkan.
Mengingat adanya perbedaan tanggung jawab pengaruh pendidikan terhadap anak didik tersebut, maka para ahli didik umumnya memisahkan dalam membahas pendidik dan lingkungan sebagai faktor pendidikan. Karena itu tidak mungkinlah faktor-faktor itu berdiri sendiri. Suatu kesuluruhan yang berarti, dan apabila salah satu bagin dari keseluruhan itu dihilangkan, maka akan tidak berarti bagian-bagian lainnya.
B.    Macam-Macam Lingkungan dalam Pendidikan
Menurut Drs. Abdurrahman Saleh ada 3 macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keragaman anak, yaitu:[3]
a.      Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.
b.      Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama.
c.       Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan dalam kehidupan agama.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1)      Pengaruh lingkungan positif,
2)      Pengaruh lingkungan negatif, dan
3)      Lingkungan netral
Dibawah ini akan dibahas beberapa lembaga yang tumbuh di dalam masyarakat serta mempunyai pengaruh luas bagi kehidupan agama anak.
1.      Keluarga
Kelurga ialah ikatan laki-laki dan wanita berdasarkan hokum atau undang-undang perkawinan yang sah. Di dalam keluarga ini lahirlah anak-anak. Disinilah terjadinya interaksi pendidikan. Para ahli didik umumnya menyatakan, pendidikan dilembaga ini merupakan pendidikan pertama dan utama. Dikatakan demikian karena lembaga inilah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya.[4]
Pada tahun-tahun pertam, orant tua memegang peranan utama dan memikul tanggung jawab pendidikan anak. Kasih sayang orang tua tumbuh akibat dari hubungan darah dan diberikan kepada anak secara wajar atau sesuai dengan kebutuhan, mempunyai arti  sangat penting bagi pertumbuhannya. Kekurangan belaian kasih sayang orang tua menjadikan anak keras kepala, sulit diatur, mudah memberontak dan lain-lain. Tetapi sebaliknya, kasih sayang yang berlebihan menjadikan anak manja, penakut, tidak cepat hidup mandiri. Karena itu orang tua harus pandai dan dapat memberikan kasih sayang kepada anaknya jangan kurang dan jangan berlebihan.
Allah berfirman:
...ڦُوْٓاآ نْفُسَکُمْ وَآهْلِيْکُمْ نَارًا... (التحر يم ٦)
Peliharalah dirimu dan kelurgamu dari siksa api neraka. (surah Ar-Tahrim ayat 6)[5]
Kalau orang tua tidak mandai mendidik dan memelihara anak, akhirnya anak akan terjerumus ke lembah kenistaan. Maka orang tua akan menerima akibatnya baik dalam kehidupan didunia, apalagi di akhirat.
Keluarga yang idela ialah keluarga yang mau memberikan dorongan kuat kepada ananknya untuk mendapatkan pendidikan agama. Adapun keluarga yang acuh dan tidak taat menjalankan agama, atau bahkan membenci kepada ajaran agama, keluarga ini tidak akan memberikan dorongan kepada anakknya untuk mempelajari agama.
Setelah anak memasuki masa kanak-kanak (estesis), lingkungannya sudah makin luas. Selain dari ayah bundanya, keluarga-keluarga lian pun telah memegang peranan. Hubungan keluarga selain bapak ibu, membwa akibat-akibat baru terhadap anak-anak.[6]
2.      Sekolah
Sekolah ialah lembaga pendidikan yang sangat penting sesudah keluarga. Pada waktu anak menginjak umur 6 atau 7 tahun, perkembangan intelek, daya fikir, telah meningkat sedemikian rupa, karena itu pada masa ini disebut masa keserasian sekolah.
Keluarga umumnya tidak berkesempatan atau bahkan banyak yang tidak berkemampuan mengajarkan ilmu-ilmu tersebut. Karena itu sudah sepantasnya mereka menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada sekolah. Tugas guru dan pemimpin-pemimpin di sekolah di samping memberikan pendidikan dasar-dasar keilmuan, juga pendidikan budi pekerti dan agama. Sedangkan budi pekerti dan agama ini seharusnya merupakan lanjutan atau setidak-tidaknya tidak bertentangan dengan yang diberikan di dalam keluarga anak didik.
Disamping itu, tekah diakui oleh berbagai pihak bahwa peran sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat besar. Sekolah telah membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat, dan lain-lainnya dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak menaatinya. Karena itu dapat lah dikatakan sekolah berpengaruh besar bagi jiwa dan keberagaman anak. Lingkungan sekolah yang positif terhadap pendidikan islam, yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini, apalagi kalau sekolah ini memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk penyelenggraan pendidikan agama.[7]
Sedangkan lingkungan sekolah yang netral dan kurang menumbuhkan jiwa anak untuk gemar beramal, justru menjadikan anak picik, berwawasan sempit. Sifat dan sikap ini menghambat pertumbuhan anak. Lingkungan sekolah yang negative terhadap pendidikan agama yaitu lingkungan sekolah yang berusaha untuk meniadakan kepercayaan agama di kalangan anak didik.
3.      Tempat Ibadah
Yang dimaksud tempat ibadah disini adalah Mushala, Masjid, dan sebagainya. Oleh umat islam, tempat ini digunakan untuk dasar-dasar keislaman. Pendidikan ini kelanjutan dari pendidikan di dalam keluarga.[8] Mengenai p0endidikan ini kurikulum dan penyelenggaraannya ada yang diatur oleh sekolah sendiri, tetapi banyak yang mengikuti petunjuk aturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia. Tempat ibadah demikianlah yang mampu menumbuhkan anak gemar beribadah, suka beramal, rajin berjmaah, dan senang beramal jariyah.
Disamping itu, ada pula tempat ibadah yang didirikan hanya untuk shalat jamaah saja atau bahkan ada masjid yang hanya dipakai untuk shalat jumat. Kalau pun ada shalat fardhu jamaah, jumlah jamaahnya sangat terbatas. Ada lagi tempat ibadah yang didirikan tidak digunakan untuk tujuan-tujuan syiar islam, sebaliknya justru untuk menghancurkan islam.
4.      Masyarakat
 Organisasi-organisasi yang tumbuh di dalam masyarakat adalah banyak, antara lain:[9]
1)      Kepanduan.
2)      Perkumpulan-perkumpulan kepemudaan seperti mahasiswa.
3)      Perkumpulan-perkumpulan olahraga dan keseniaan.
4)      Perkumpulan-perkumpulan sementara
5)      Perkumpulan pengajian atau diskusi.
6)      Perkumpulan koperasi, dan lain-lain.
Organisasi-organisasi tersebut mendasarkan diri pada agama dan mempunyai pengaruh positif bagi kehidupan keagamaan.[10]
Perkumpulan dan persekutuan hidup masyarakat yang mendorong anak untuk hidup dan memperaktikkan ajaran islam seperti rajin beramal, cinta damai, toleransi, dan sebagainya. Sebaliknya lingkungan yang tidak menghargai ajaran islam, maka dapat menjadikan anak masa bodoh kepada agama islam. Apalagi masyarakat yang membenci agama islam, maka akhirnya anaknya pun akan membenci islam pula.


BAB II
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
Lingkungan ialah sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika), bahwa yang dimaksud dengan lingkungan sekitar adalah meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara tertentu mempengaruhi tingkah laku manusia, pertumbuhan, perkembangan, kecuali gen-gen.
Menurut Drs. Abdurrahman Saleh ada 3 macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keragaman anak, yaitu:
d.      Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.
e.      Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama.
f.        Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan dalam kehidupan agama.
Beberapa lembaga yang tumbuh di dalam masyarakat serta mempunyai pengaruh luas bagi kehidupan agama anak: Keluarga, Sekolah, Tempat Ibadah, Masyarakat.
Perkumpulan dan persekutuan hidup masyarakat yang mendorong anak untuk hidup dan memperaktikkan ajaran islam seperti rajin beramal, cinta damai, toleransi, dan sebagainya. Sebaliknya lingkungan yang tidak menghargai ajaran islam, maka dapat menjadikan anak masa bodoh kepada agama islam. Apalagi masyarakat yang membenci agama islam, maka akhirnya anaknya pun akan membenci islam pula.



DAFTAR PUSTAKA

H. M, Sudiyono, 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta ;  Rineka Cipta.



















[1] Sudiyono, H. M. 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta ;  Rineka Cipta. hal. 298.
[2] Ibid. hal.298.
[3] Ibid. hal. 299.
[4] Ibid. hal. 301
[5] Ibid.
[6] Sudiyono, H. M. 2009, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta ;  Rineka Cipta. hal. 302.
[7] Ibid. hal. 304.
[8] Ibid. hal. 305
[9] Ibid. hal. 306
[10] Ibid. hal. 306

Tidak ada komentar:

Posting Komentar