Kamis, 26 Februari 2015

konsep tasawuf falsafi



TUGAS KELOMPOK
KONSEP TASAWUF FALSAFI
(DALAM RANGKA MEMENUHI MATA KULIAH
ILMU KALAM DAN TASAWUF)
DOSEN PENGAMPU : Erfendi,S.Th.I.,M.A
DISUSUN OLEH KELOMPOK VII (Tujuh)
YAITU:
1.    IRMA LISMAWATI
2.    FAHRURRAZI
3.    SITI RUSPITAWATI

MAHASISWA/I SEMESTER V (LIMA) PAI/LOKAL E
STAI AULIAURRASYDIN TEMBILAHAN
2014/1435 H

KATA PEGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Salawat berserta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Pemakalah bersyukur kepada Ilahi Rabi yang telah memberi hidayah serta taufiknya kepada pemakalah sehingga makalah yang berjudul KONSEP TASAWUF FALSAFI.
Makalah ini dibuat untuk mempermudah para mahasiswa dapat memahami secara mendalam tentang hal-hal  yang berkaitan dengan materi yang dikaji dalam kehidupan sehari-hari  dan untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU KALAM DAN TASAWUF. Sehingga para mahasiswa/mahasiswi dapat memahami masalah-masalah dan mampu mengembangkan wawasan serta kepekaan terhadap lingkungannya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan, dan semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi para mahasiswa dan pembaca pada umumnya. 


                                                                                                     Tembilahan, 16 November 2014




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................      ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................      iii
BAB I : PEMBAHASAN..............................................................................................     
A.      Pengertian Tasawuf................................................................................      1
B.      Tasawuf Falsafi........................................................................................      1
C.      Sejarah Singkat Perkembangan Tasawuf Falsafi....................................      2
D.     Tokoh-Tokoh Tasawuf Falsafi..................................................................      2
E.      Keterkaitan Ilmu Tasawuf dan Falsafi.....................................................      5
BAB II : PENUTUP.....................................................................................................     
A.      Kesimpulan..............................................................................................      6
B.      Saran.......................................................................................................      6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................      7







BAB I
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Tasawuf
Taswuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan “ahlu suffah”, yang berarti sekolompok orang pada masa Rasulullah yang hidupnya banyak berdiam diserambi-serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupya kepada Allah SWT.
Ada yang mengatakan tasawuf itu berasal dari kata “shafa”, yang berarti nama bagi orang-orang yang “bersih” atau “suci”. Maksudnya adalah orang-orang yang menyucikan dirinya dihadapan Tuhan-nya.
Ada juga yang mengatakan istilah tasawuf berasal dari kata “shaf”, makna ini dinisbahkan kepada orang-orang yang ketika shalat selalu berada di saf yang paling depan.[1]
B.      Tasawuf Falsafi
Tasawuf Falsafi, disebut dengan tasawuf nazhari, merupakan tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan anatara visi mistis dan visi rasional sebagai pengasasnya.[2]
Adanya pemaduan antara tasawuf dan filsafatdalam ajaran tasawuf filsafi menyebabkan ajaran-ajaran tasawuf jenis bercampur dengan sejumlah ajaran-ajaran tasawuf jenis ini bercampur dengan sejumlah ajaran filsafat diluar islam.
Ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya yang samar-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat difahami oleh mereka yang memahami ajaran tasawuf jenis ini. [3]
C.      Sejarah Singkat Perkembangan Tasawuf Falsafi
Tasawuf filosofis ini muncul dengan jelas dalam khazanah Islam sejak abad ke-6 Hijriyah, meskipun para tokohnya baru dikenal seabad kemudian.
Sejak abad ke-6 Hijriyah muncul sekolompok tokoh tasawuf yang memadukan tasawuf dengan mereka dengan filsafat, dengan teori mereka yang setengah-setengah. Diantara mereka terdapat Syukhrawardi Al-Maqtul (549 H), Syekh Akbar Muhyiddin Ibnu Arabi (638 H), Abdul Haqq Ibnu Sab’in Al-Mursi (669 H)serta tokoh lainnya yang sealiran.
Tasawuf falsafi mencapai puncak kesempurnaannya pada pengajaran Ibn Arabi, dengan pengetahuannya amat kaya, baik dalam lapangan keislaman maupun dalam lapangan filsafat, ia berhasil membuat karya tulis yang luar biasa banyaknya.[4]
D.     Tokoh-Tokoh Tasawuf Falsafi
1.      Ibn Arabi (560-638 H)
a.      Biografi Singkat
Nama lengkap Ibn ‘Arabi adalah Muhammad bin ‘Ali bin ‘Ahmad bin ‘Abdullah Ath-Tha’I Al-haitami. Lahir di Murcia, Andalusia Tenggara Spanyol, tahun 560 H. dari keluarga berpangkat, hartawan, dan ilmuwan. ‘Arabi wafat pada tahun 543 H, ia mempelajari Al-Quran, Hadist serta Fiqih pada sejumlah murid seorang Fagih Andalusia terkenal, yakni Ibn Hazm Az-Zhahiri.[5]
b.      Ajaran-Ajaran Tasawuf Ibn ‘Arabi
1)      Wahdat Al Wujud
Menurut Ibn Taimiyah, wahdat al wujud adalah penyamaan Tuhan dengan alam. Dari pengertian tersebut Ibn Taimiyah telah menilai ajaran sebtral Ibn ‘Arabi dari aspek tasybih (penyerupaan Khaliq dengan makhluknya). Menurut Ibn ‘Arabi, wujud yang semua ada ini hanya satu dan wujud makhluk pada hakikatnya adalh wujus khaliq pula. Bahkan, antara yang menyembah dan disembah adalah satu. Perbedaa itu hanya pada rupa dan ragam dari hakikat yang  satu.[6]
2)      Haqiqah Muhammadiyah
Menurut Ibn Arabi, Tuhan adalah pencipta alam semesta. Adapun proses penciptaannya adalah sebagai berikut:
a)      Tajjalii Dzat Tuhan dalam bentuk a’yan tsabitah.
b)      Tanazul Dzat Tuhan dari alam ma’ani ke alam (ta’ayyunat) realitas-realitas rohaniah, yaitu alam arwah yang mujarrad.
c)      Tanazul  pada realitas-realitas nafsiyah, yaitu alam nafsiyah berpikir.
d)     Tanazul Tuhan dalam bentuk ide materi yang bukan misteri, yaitu alam missal (ide) atau khayal.
e)      Alam materi, yaitu alam indrawi.
Ibn Arabi menjelaskan pula bahwa terjadinya alam ini tidak dapat dipisahkan dari ajaran hakikat Muhammadiyah atau Nur Muhammad. Menurutnya tahapan-tahapan proses penciptaan alam dan hubungannya dengan kedua ajaran tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut:

a.       Wujud Tuhan sebagai wujud mutlak, yaitu dzat yang mandiri dan tidak berhajat pada sesuatu apapun.
b.      Wujud hakikat Muhammadiyah sebagai emanasi (pelimpahan) pertama dari wujud Tuhan , lalu muncul semua yang wujud dengan proses tahapan-tahapannya.[7]



3)      Wahdatul Adyan
Adapun yang berkenaan dengan konsepnya ini (kesamaan agama), ibn ‘Arabi  memandang bahwa sumber agama adalah satu, konsekuensinya, semua agama adalah tunggal dan semua itu adalah kepunyaan Allah.
Menurut para penulis. Pernyataan Ibn ‘Arabi ini terlalu berlebihan dan tidak punya landasan yang kuat sebab agama-agama berbeda-beda satu dengan yang lain.[8]
2.      Al- Jili (1365-1417 M)
a.      Biografi Singkat
Nama lengkapnya adalah abdul karim bin Ibrahim Al Jilli. Lahir pada tahun 1365 M, di jillan (Gilan) wafat pada tahun 1417 M. ia adalah seorang sufi yang terkenal dari Baghdad. Belajar tasawuf di bawah bimbingan Abdul Qadir Al-Jailani. Di samping itu, berguru pula pada Syeh Syarif Isma’il Bin Ibrahim  Al-Zabarti di Zabid (Yaman) tahun1393-1403 M.[9]
b.      Ajaran Tasawuf Al-Jili
1)      Insan Kamil
Ajaran tasawuf yang terpentingnya adalah paham insan kamil (manusia sempurna). Menurutnya, insane kamil adalah nuskhah atau copy Tuhan, seperti yang disebutkan dalam hadist yang artinya:

“Alllah menciptakan adam dalam bentuk yang Maha Rahman.”[10]

Kemudian al-jilli berkata bahwa duplikasi al-kamal (kesempurnaan)pada dasarnya dimiliki oleh semua manusia. Intensitas al-kamal yang paling tinggi terdapat dalam diri Nabi Muhammad SAW.  Manusia lain, baik nabi ataupun wali bila dibandingkan dengan nabi Muhammad bagaikan al-kamil (yang sempurna) dengan al-akmal(yang paling sempurna) atau al-fadil(yang utama) dengan al-afdhal(yang paling utama).[11]
3.      Ibn Sab’in (614-669 H)
a.      Biografi Singkat
Nama lengkap Ibn Sab’in adalah ‘Abdul Haqq ibn Ibrahim Muhammad ibn Nashr, seorang sufi yang  filosof dari Andalusia. Dia dipanggil Ibn Sab’in dan digelari Quthbuddin dan mempunyai asal-usul Arab, dan dilahirkan tahun 614 H (1217/1218M) dikawasan Murcia.
b.      Ajaran Tasawuf Ibn Sab’in
1)      Kesatuan Mutlak
Gagasan esensial pahamnya sederhana saja, yaitu wujud adalah satu alias Wujud Allah semata. Wujud-wujud lainnya hanyalah wujud yang satu itu sendiri, jelasnya, wujud yang satu semata. Dengan demikian, wujud dalam kenyataannya hanya satu persoalan  yang tetap.[12]
E.      Keterkaitan Ilmu Tasawuf dengan Filsafat
Ilmu tasawuf yang berkembang didunia islam tidak dapat dinafikan sebagai sumbangan pemikiran kefilsafatan. Kajian-kajian mereka tentang jiwa dalam pendekatan kefilsafatan ternyata banyak memberikan sumbangan yang sangat  berharga bagi kesempurnaan kajian tasawuf dalam dunia islam. Kajian-kajian tentang jiwa dan roh kemudian banyak dikembangkan dalam tasawuf.

BAB II
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Taswuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan “ahlu suffah”, yang berarti sekolompok orang pada masa Rasulullah yang hidupnya banyak berdiam diserambi-serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupya kepada Allah SWT. Tasawuf Falsafi, disebut dengan tasawuf nazhari, merupakan tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan anatara visi mistis dan visi rasional sebagai pengasasnya.
Tasawuf filosofis ini muncul dengan jelas dalam khazanah Islam sejak abad ke-6 Hijriyah, meskipun para tokohnya baru dikenal seabad kemudian. Tokoh-Tokoh Tasawuf Falsafi adalah Ibn Arabi (560-638 H), Al- Jili (1365-1417 M) dan Ibn Sab’in (614-669 H).
Ilmu tasawuf yang berkembang didunia islam tidak dapat dinafikan sebagai sumbangan pemikiran kefilsafatan. Kajian-kajian mereka tentang jiwa dalam pendekatan kefilsafatan ternyata banyak memberikan sumbangan yang sangat  berharga bagi kesempurnaan kajian tasawuf dalam dunia islam. Kajian-kajian tentang jiwa dan roh kemudian banyak dikembangkan dalam tasawuf.
B.      Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan lagi pemebelajaran tentang evaluasi belajar. Dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.



DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon, dkk, 2004, Ilmu Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia.
Solihin, M, dkk, 2008, ilmu Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia.


[1] Solihin, M, dkk, 2008, ilmu Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 11-12.
[2] Ibid. hal.67
[3] Anwar, Rosihon, dkk, 2004, Ilmu Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, hal.143-144
[4] Op. cit. hal. 68-71
[5] Ibid. Anwar, Rosihon, dkk. Hal. 144
[6] Op. cit. hal.175-177
[8] Op. cit. Solihin, M, dkk, hal. 183-184
[10] Op.cit.Solihin, M, dkk. Hal.185
[12] Op.cit.Solihin, M, dkk. Hal.192-198

Senin, 29 Desember 2014

evaluasi pembelajaran penilaian proyek



TUGAS KELOMPOK
INSTRUMEN PENILAIAN NON-TES PROYEK
(DALAM RANGKA MEMENUHI MATA KULIAH
EVALUASI PEMBELAJARAN)
DOSEN PENGAMPU : Drs. Erdi Indra. M.pd.i
DISUSUN OLEH KELOMPOK IV (EMPAT)
YAITU:
1.    FAHRURRAZI
2.    IRMA LISMAWATI
3.    RISTI FADILLA
4.    SITI NURAINI
5.    AMELIA

MAHASISWA/I SEMESTER V (LIMA) PAI/LOKAL E
STAI AULIAURRASYDIN TEMBILAHAN
2014/1435 H

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Salawat berserta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Pemakalah bersyukur kepada Ilahi Rabi yang telah memberi hidayah serta taufiknya kepada pemakalah sehingga makalah yang berjudul INSTRUMEN PENILAIAN NON-TES PROYEK
Makalah ini dibuat untuk mempermudah para mahasiswa dapat memahami secara mendalam tentang hal-hal  yang berkaitan dengan materi yang dikaji dalam kehidupan sehari-hari  dan untuk memenuhi tugas mata kuliah EVALUASI PEMBELAJARAN. Sehingga para mahasiswa/mahasiswi dapat memahami masalah-masalah dan mampu mengembangkan wawasan serta kepekaan terhadap lingkungannya.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan, dan semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi para mahasiswa dan pembaca pada umumnya. 

                                  Tembilahan, 07 November 2014




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................... ii
DAFTAR ISI........................................ iii
BAB I : PENDAHULUAN...............................
A. Latar Belakang........................... iv
BAB II: PEMBAHASAN................................
A. Instrumen Penilaian Non-Tes.............. 1
B. Konsep Penilaian Proyek.................. 2
BAB II: PENUTUP...................................
A. Kesimpulan............................... 14
B. Saran.................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................... 15
LAMPIRAN.......................................... 16
1. RPP KURIKULUM 2013.......................
2. CONTOH KISI-KISI SOAL....................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik melalui bentuk tes uraian maupun tes objektif.
Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”.
Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Instrumen Penilaian Non-Tes
Dalam proses belajar mengajar (pembelajaran, penilaian merupakan bagian yang utuh dengan pembelajaran. Setiap siswa memiliki potensi pada dua ranah, yaitu kemampuan berfikir dan keterampilan, namun timgkatannya dari satu siswa kesiswa yang lain bisa berbeda.[1]
Penilaian hasil belajar tidak hanya dilakukan dengan tes, tetapi dapat juga dilakukan melalui alat atau instrumen pengukuran bukan tes, seperti pedoman :
1. Observasi;
2. Wawancara;
3. Skala sikap, dan
4. Catatan anecdot.[2]
Instrumen untuk memperoleh informasi hasil belajar Non-tes terutama digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill dan vocational skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik dari pada apa yang diketahui dan apa yang dipahaminya. Dengan kata lain instrument seperti itu terutama berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati dari pada pengetahuan yang dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan indra.[3]
Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidaklah selalu dapat diukur dengan alat tes sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sukar diukur secara kuantitatif dan obyektif misalnya afektif dan psikomotor. Untuk mengukur kedua aspek itu perlulah alat penilaian yang sesuai dan memenuhi syarat.[4]
B. Konsep Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project work) merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kegiatan sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pelaksanaan tugas, pengolahan, dan penyajian produk (barang dan jasa). Teknik ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan peserta didik secara menyeluruh (comprehensive) dalam pengorganisasian dan pelaksanaan suatu kompetensi.
Karakteristik penilaian proyek antara lain:
1) Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan.
2) Sering digunakan dengan metode Cooperatif Learning.
3) Dapat diterapkan secara individu maupun kelompok.[5]
Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a. Kemampuan melaksanakan projek
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik/mencari informasi, melaksanakan tugas/projek, mengelola waktu, dan penulisan laporan.
b. Relevansi
Kesesuaian antara standar kompetensi yang dipelajari dengan jenis pekerjaan di masyarakat.
c. Keaslian produk
Produk yang dihasilkan peserta didik harus merupakan hasil karyanya. Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.[6]

1. Perencanaan Penilain Proyek
a) Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui peroyek.
b) Penilaian proyek mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan peroyek.
c) Menyusun indicator peroses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi.
d) Menentukan kriteria yang menunjukan pencapaian indicator pada setiap tahapan pengerjaan peroyek.

2. Pelaksanaan Penilaian Proyek
1) Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik.
2) Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian.
3) Menyampaikan tugas kepada peserta didik.
4) Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan.
5) Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan peroyek.[7]
6) Memonitor pengerjaan peroyek peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan peroyek.
7) Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
8) Mencatat hasil penilaian.
9) Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik.

3. Acuan Kualitas Tugas dalam Penilain Proyek
a) Tugas mengarah kepada pencapain indicator hasil belajar.
b) Tuags dapat dekerjakan oleh peserta didik.
c) Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran.
d) Tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
e) Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang social ekonomi).

4. Pengolahan Data Penilaian Proyek
Data penilaian projek (project work) meliputi skor perolehan dari penilaian perencanaan, pelaksanaan, kulminasi, produk, dan attitude. Dalam menilai setiap tahap, guru dapat menggunakan 4 (empat) rentang skor.[8]

Status
Skor
Predikat
Tidak kompeten
0,00 – 6,90
Kurang

Kompeten
7,00 – 7,90
Baik
8,00 – 8,90
Sangat baik
9,00 - 10
istimewa




Contoh Penilaian Proyek
No
Aspek
Skor
1
2
3
4
5
1


2






3
Perencanaan
-          Persiapan
-          Rumusan judul
Pelaksanaan
-          Sistematika penulisan
-          Kakuratan sumber data/ informasi
-          Kuantitas sumber data
-          Penarikan kesimpulan

Laporan Proyek
-          Performance
-          Presentasi dan penguasaan





Total Skor


Dengan contoh table diatas, dari poin aspek yang dinilai disesuaikan dengan proyek dan kondisi siswa. Sedangkan pada kolom skor, siswa diberikan skor sesuai dengan ketepatan dan kelengkapan hasil proyek yang dilakukan siswa dengan sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru. Semakin tinggi skor yang didapat, maka semakin baik pula hasil proyek yang dilakukan oleh siswa.[9]
Selanjutnya setelah point-point yang akan dinilai oleh guru sudah dipersiapkan, selanjutnya adalah merancang criteria-kriteria penilain dari setiap point yang akn dibidik oleh guru. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
Rubrik Penyelesain Proyek
Komponen yang dinilai
kriteria
skor
Topik
Sesuai materi pembelajaran, orisinal, konstektual
5
Sesuai materi pembelajaran, orisinal, tidak konstektual
4
Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, konstektual
3
Sesuai materi pembelajaran, tidak orisinal, tidak konstektual
2
Tidak sesuai pembelajaran, tidak orisinal, tidak kontekstual
1
Tahapan Proses Proyek
Lengkap, sistematis, metodologis
5
Lengakap, kurang sistematis, metodologis
4
Lengkap, sistematis, kurang metodologis
3
Lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis
2
Kurang lengkap, kurang sistematis, kurang metodologis
1

Selanjutnya, setelah mendapatkan hasil dari setiap individu atau kelompok nilai atau skor kemudian diolah menjadi nilai baku untuk menentukan keberhasilan dari tiap siswa. Dari contoh table diatas , jika skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1, maka jika yang dibidik ada 2 komponen nilai maksimal yang didapat adalah 10 dan nilai terendah adalah 2 dari rentang nilai itulah yang digunakan oleh guru untuk menentukan keberhasilan dari siswa dalam proyek.
Sebagai contoh dari hasil beberapa kelompok setelah menyelesaikan proyeknya diberikan nilai oleh guru sebagai berikut:
Tabel Hasil Pengolahan Nilai Proyek
Nama Kel
Skor Aspek
Total
Rata-Rata
Ket
Perencanaan
pelaksanaan
Lap. Proyek
Kel 1
20
18
19
57
19
Sangat baik
Kel 2
15
17
16
48
16
Sangat baik
Kel 3
18
19
18
55
18
Sangat baik
Kel 4
10
15
16
41
14
Baik
Kel 5
15
14
16
45
15
Sangat baik

5. Kelebihan dan kekurangan
a. Kelebihan
-          Meningkatkan motivasi.
-          Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
-          Meningkatkan kaloborasi.
-          Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
-          Meningkatkan skill.
b. Kekurangan
-          Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
-          Memerlukan biaya ekstra.
-          Banyak pearalatan yang harus disediakan.[10]
6. Tujuan Penilaian Proyek
Ruang lingkup tujuan penilaian adalah untuk memberikan para guru informasi yang mana dibutuhka untuk memberikan pekerjaan yang berkualitas dan memberiakan cara bagi para siswa untuk menunjukkan dan menemukan apa yang mereka ketahui dalam berbagai cara yang berbeda, dengan penilain yang terkumpul selama unit pelajaran, guru belajar lebih banyak mengenai kebutuhan para siswa dan dapat menyesuaikan pelajran untuk meningkatkan prestasi siswa. 
7. Penulisan Soal Penilaian Penugasan (Project)
Penilaian penugasan merupakan penilain tugas yang (meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang ahrus diselesaikan siswa (individu/kelompok) dalam waktu tertentu.[11] Adapun aspek yang dinilai diantaranya meliputi kemampuan :
1) Pengelolaan.
2) Relevansi, dan
3) Keaslian[12]
Contoh Soal Penugasan (Projects)
Mata Pelajaran       :Pendidikan Agama Islam
Kelas                :XII SMA
Kompetensi yang diuji :Memahami Hukum Islam tentang Hukum Keluarga
Kompetensi Dasara    :Hukum Perceraian
Indicator            :Siswa dapat mengetahui tentang hukum perceraian
Contoh soal          :carilah informasi tentang problema perceraian (penyebab perceraian) di Indonesia dan cantumkanlah bukti-bukti yang sudah didapat buatlah informasi-informasi tersebut dalam satu karya tulis sebagai bahan laporan!








Pedoman Penskoran
No
Aspek yang dinilai
Skor
1
Kebenaran informasi
Tepat=2  Tidak=1
0-2
2
Kesesuaian informasi dengan materi
Sesuai=3  Cukup=2  Kurang=1
0-3
3
Sistematiak penyusunan karya tulis
-terdiri dari pengantar/pendahuluan, isi, dan kesimpulan
0-3
4
Bahasa
Sangat komunikatif=3  Cukup komunikatif=2  Kurang Komunikatif=1
0-3
Skor maksimum     0-11
Keterangan Nilai Akhir=skor perolehan:skor maksimum x 100[13]






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Instrumen untuk memperoleh informasi hasil belajar Non-tes terutama digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill dan vocational skill, terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik.
Ada beberapa instrumen pengukuran non-tes diantaranya :Observasi, Wawancara, Skala sikap, dan Catatan anecdot. Penilaian proyek (project work) merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan lagi pemebelajaran tentang evaluasi belajar. Dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.




DAFTAR PUSTAKA
               
Rasyid, Harun, 2008, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima. Hal. 12
Safari, 2004, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Pendidikan.
Safari, 2005, Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian berbasis Kompetensi, Jakarat: Apsi Pusat.
Slameto, 1998, Evaluasi Pendidikan, Salatiga : Bumi Aksara.
Sukardi, 2008, Evaluasi Pendidikan, Jakarta Timur:Bumi Aksara.
Wayudin, Uyu, 2006, Evaluasi pembelajaran SD, Bandung: Upi Press.
Widoyoko, Eko Putro, 2010, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.








RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan  :    MTS
Mata Pelajaran :   FIQIH
Kelas / Semester   : VIII/1
Materi Pokok    : Zakat Fitrah dan Zakat Maal
Alokasi Waktu   :   3 kali pertemuan (6X40)
A. KOMPETENSI INTI
KI.I:Memahami pengertian zakat fitrah dan zakat maal.
KI.2:Mengetahui tentang orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat maal.
KI.3:Memahami dan menghayati betapa pentingnya hikmah dari melaksanakan zakat fitrah dan zakat maal
KI.4: Menghitung zakat fitrah dan zakat maal.
B.  KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR:
NO.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1
1.1
Menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat mal.
1.1.1.        Menjelaskan pengertian zakat fitrah
1.1.2.        Menjelaskan pengertian zakat mal
1.1.3.        Membedakan pengertian zakat fitrah dan  zakat mal.


1.2.
Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat.
1.2.1.        Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat

1.3.
Memperaktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal.
1.3.1.        Dapat menghitung zakat fitrah.
1.3.2.        Dapat menghitung zakat mal.

C.  Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat:
1.  Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal.
2.  Membedakan pengertian zakat fitrah dan zakat maal
Pertemuan Kedua:
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat:
1. Mengetahui yang mana orang yang berhak menerima zakat dan yang mana yang tidak berhak menerima zakat
Pertemuan Ketiga:
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat:
1.         Mengetahui penghitungan mengenai zakat maal dan zakat fitrah
D. Materi Pembelajaran
a) Pertemuan Pertama:
1.Pengertian Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat berupa makakan pokok yang wajib ditunaikan setiap satu tahun sekali. Zakat fitrah juga disebut zakat nafs yaitu untuk membersihkan jiwa.
2. Pengertian Zakat Maal
Zakat maal adalah harta yang dikeluarkan untuk orang-orang yang berhak menerimanaya menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syariat.
3.   Perbedaan Zakat Fitrah dan Zakat Maal
No.
Zakat Fitrah
No.
Zakat Maal
1.



2.

3.

4.

5.
Diwajibkan bagi semua orang yang mempunyai kelebihan makanan menjelang hari idul fitri
Besarnya zakat fitrah/orang 2,5 Kg
 Zakat fitrah dikeluarkan 1 tahun sekali
Zakat fitah untuk embersihkan badan/jiwa
Diberikan kepada fakir miskin
1.



2.

3.

4.

5.
Diwajibkan bagi orang yang mampu


Ditentukan menurut nisabnya masing-masing
Zakat maal sewaktu-waktu

Zakat maal untuk membersihkan harta
Diberikan kepada 8 golongan




b) Pertemuan Kedua:
1.   Orang Yang Berhak Menerima Zakat
a. Fakir : orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai pekerjaan tetap, sehingga kbutuhan hidup tidak terpenuhi.
b. Miskin : orang yang memiliki pekerjaan tetap, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
c. Amil Zakat : panitia pengumpul dan pembagi zakat.
d. Muallaf : orang yang baru masuk islam yang masih memerlukan bimbingan dan pembinaan keimanannya.
e. Hamba Sahaya : orang-orang yang ingin merdeka atau dijanjikan akan dibebaskan, tetpai dengan syarat menebus dirinya.
f. Ghorim : orang yang terlibat hutang, sedang dia tidak mampu membayar hutangnya.
g. Fisabilillah : orang yang berjuang di jalan allah atau orang yang meneggakkan agama Allah.
h. Ibnu Sabil : orang yang sedang dalam perjalanan
jauh dengan maksud baik.

c) Pertemuan Ketiga:
Tugas kelompok atau diskusi
E. Metode Pembelajaran
1.     Tanya Jawab
2.     Praktikum
3.     Ceramah
F.  Media Pembelajaran
1.     Gambar
2. Infokus
G.  Sumber Belajar
-          Buku fiqih Kelas VIII MTs
-          Al Qur’an dan Terjemah
-          LKS Fiqih kelas VIII MTs
H.  Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
I.  Pendahuluan
a.    Membuka pembelajaran dengan dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
b.    Mengabsen kehadiran peserta didik
c.    Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai;
II.    Kegiatan Inti
A.    Eksplorasi
1.Guru menjelaskan mengenai zakat Fitrah
2.Guru Menjelaskan mengenai zakat Maal
B.    Elaborasi
1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan meminta tiap kelompok mengajukan pertanyaan
2. Guru meminta siswa menjawab pertanyaan yang diajukan siswa pada tiap-tiap kelompok
C.    Konfirmasi
1. Guru mengklarifikasi dan membahas bersama-sama terkait dengan materi zakat fitrah dan zakat maal
 III.  Penutup
a.  guru bersama siswa membuat kesimpulan belajar
b.  guru memberikan tugas rumah berupa tugas
J.  Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kema­juan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.
I. Penguasaan Konsep (soal)
1. Hewan ternak berikut yang tidak wajib dizakati adalah…
a. Ayam                 c. Sapi
b. Kambing              d. Unta
Kunci jawaban a. Ayam
II.    Penugasan
-        Karya tulis atau makalah.
-        Observasi bagaimana pelaksanaan zakat dilingkungan sekitar tempat tinggal siswa berupa laporan.
G. Format Penilaian Karakter
No
Nilai Karakter
BT
MT
MB
MK
Keterangan
1







Keterangan :
ü  BT  : Belum Terlihat
ü  MT  : Mulai Terlihat
ü  MB  : Mulai Berkembang
ü  MK  : Membudaya


                                   Tembilahan, 07 November 2014
Mengetahui dan meneyetujui :    Guru Mata Pelajaran Fiqih
        Kepala Sekolah

   Drs. Erdi Indra, M. Pd.i             Fahrurrazi
    Nip.1966208151988031005         Nik. 1209.12. 06706











Contoh Kisi-Kisi Soal

Mata Pelajaran : Fiqih      Bentuk Soal  : Praktik/penugasan
Kurikulum      : 2013       Alokasi Waktu : 40 menit
Kelas          : VIII

No
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi
Indikator Soal
1
KI. 3/3.3
Menghitung dan mempraktikkan zakat fitrah dan zakat maal
Ketentuan Nisab Zakat
Menghitung zakat fitrah dan zakat maal




[1] Rasyid, Harun, 2008, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima. Hal. 12
[2] Widoyoko, Eko Putro, 2010, Evaluasi Program Pembelajaran, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal. 103
[3] ibid. Hal. 104
[4] Slameto, 1998, Evaluasi Pendidikan, Salatiga: Bumi Aksara. Hal. 93
[5] http://www.m-edukasi.web.id/2013/08/pedoman-penilaian-projek-project-work.html
[6] Safari, 2005, Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi, Jakarta: Apsi Pusat.
[7] Ibid.
[8] Safari, 2004, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Pendidikan. Hal. 77

[9] http://www.m-edukasi.web.id/2013/08/pedoman-penilaian-projek-project-work.html
[10] Wayudin, Uyu, 2006, Evaluasi pembelajaran SD, Bandung: Upi Press.
[11] Safari, 2005, Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian berbasis Kompetensi, Jakarat: Apsi Pusat.hal. 83
[12] Sukardi, 2008, Evaluasi Pendidikan, Jakarta Timur:Bumi Aksara. Hal. 172
[13] Safari, 2004, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Pendidikan. Hal. 77